Jakarta | Asmindo | “Untuk merebut dan memenangkan pasar global furniture, para pengusaha harus mengikuti selera pasar. Jika pengusaha mampu menyesuaikan selera pasar, maka produk-produknya akan banyak diminati para pembeli”.
Demikian pernyataan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukito pada Pembukaan International Furniture & Craft Summit 2018 dalam rangka 30 Tahun ASMINDO di arena Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) di International Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang pada Hari Jum’at, 26 Oktober 2018.
Dari konferensi ini diharapkan, para pelaku industri furniture Indonesia dapat belajar dari pertumbuhan negara-negara ASEAN yang lain. Kemudahan berinvestasi, penyediaan akses perbankan yang lebih berbunga ringan, ketersediaan lahan industri yang terjangkau, kepastian bahan baku, peremajaan tehnologi perkayuan menjadi bahasan dimana semua negara ASEAN bisa saling belajar. ***
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan juga mengajak para pelaku industri permebelan dan kerajinan Indonesia yang tergabung dalam wadah ASMINDO dapat saling bertukar fikiran untuk memajukan ekspor khusus ke pasar-pasar non-tradisional seperti Afrika, Euroasia, Timur Tengah, Asia Selatan termasuk negara tetangga yang tergabung dalam wadah ASEAN.
Selain kegiatan International Furniture & Craft Summit 2018, guna menggali potensi dan menginspirasi design-design terbaru produk furniture, ASMINDO juga menyelenggarakan International Furniture & Craft Design Competition. Ajang perlombaan ini digelar mendapatkan respons sangat baik dari para peserta (designer) dari seluruh Indonesia. Dari 111 peserta yang masuk, setelah diseleksi oleh Dewan Juri yang berkompeten, dihasilkan 38 peserta yang masuk nominasi. Produk-produk dari nominator inilah yang dipamerkan di arena Pameran TEI (Trade Expo Indonesia).
Dalam release-nya, Menteri Perdagangan juga menekankan, bahwa ketersediaan bahan baku furniture di Indonesia adalah nilai lebih yang tidak dimiliki oleh negara lain. Oleh karena itu harus diimbangi dengan nilai tambah produk.
Selain itu mendag juga mengungkapkan, kita harus bisa memanfaatkan ‘perang’ dagang antara AS dengan China, di mana mereka adalah negara yang cukup besar dalam ekspor produk furniturenya. Dan Indonesia harus mampu dan ikut meramaikan pasar global.