Peningkatan Kapasitas UKM Mebel & Kerajinan Klaten Dalam Iplementasi & Pemenuhan Persyaratan Untuk Mendapatkan Sertifikat SVLK Program Kerjasama ASMINDO Dengan FAO FLEGT PROGRAM
January 14, 2020
Pedoman Teknis Implementasi Audit SVLK Jarak Jauh
June 23, 2021Pelatihan SVLK dalam rangka peningkatan kapasitas UKM mebel dan kerajinan di Provinsi Bali dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019, di Hotel Amaris Jl. Teuku Umar No. 139, Denpasar Bali. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali, Dewa Mantra, SH, MH. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali, Dewa Mantra, SH, MH, menyampaikan bahwa Provinsi Bali merupakan salah satu sentra usaha kerajinan kayu di Indonesia yang sudah dikenal dimanca negara. Para pelaku usaha kerajinan kayu di Bali mayoritas merupakan UKM. Oleh karena itu pemerintah provinsi Bali sangat mendukung upaya-upaya dalam peningkatan kapasitas UKM, khususnya untuk para pelaku usaha kerajinan kayu di Provinsi Bali. Disampaikan juga bahwa diharapkan acara ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan para pelaku usaha untuk turut berpartisipasi dalam perdagangan kayu legal. Dipahami bahwa tuntutan pasar internasional terhadap produk – produk ramah lingkungan terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk produk mebel dan kerajinan kayu. Oleh karena itu, untuk dapat memasuki pasar internasional maka para pelaku usaha mebel dan kerajinan kayu di Provinsi Bali harus mampu memenuhi tuntutan pasar internasional, khususnya terkait dengan penggunaan bahan baku kayu, yang jelas asal usul dan legalitasnya. Untuk itu, adanya program kerjasama Asmindo dan FAO dalam pendampingan SVLK di Provinsi Bali merupakan kesempatan berharga yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha.
Ketua Bidang Organisasi Dewan Pengurus Pusat Asmindo, Endro Wardoyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian program kerjasama Asmindo dengan FAO di tiga kota untuk memperkuat pendampingan UKM-UKM di Indonesia khususnya di bidang mebel dan kerajinan kayu. Data Dinas Perdagangan Provinsi Bali, menunjukan bahwa ekspor kerajinan kayu di Bali menempati urutan ketiga, sedangkan ekspor mebel kayu menempati urutan ke enam dari total ekspor Provinsi Bali, dengan tujuan pasar utama adalah Amerika. Hal ini menunjukan potensi ekspor mebel dan kerajinan kayu di Bali sangat tinggi. Namun para pelaku usaha mebel dan kerajinan kayu di Bali masih banyak yang belum memiliki sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), karena masih ada kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya adalah masalah biaya, perijinan yang belum lengkap dan lain-lain. Melalui program ini diharap para pelaku usaha mebel dan kerajinan kayu di Bali dapat lebih mudah dalam mengakses SVLK, sehingga dapat meningkatkan nilai ekspornya. Disampaikan pula bahwa Asmindo, memiliki beberapa program dalam rangka meningkatkan kapasitas UKM agar dapat meningkatkan usahanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asmindo Bidang R&D, yang juga merupakan Ketua Asmindo Komda Bali, Pidekso, menyampaikan bahwa para pelaku Usaha mebel dan kerajinan khususnya di Provinsi Bali, masih sangat membutuhkan dukungan pemerintah dalam mengakses pasar melalui kegiatan promosi. Dukungan dapat diberikan dengan menyelenggarakan kegiatan pameran mebel dan kerajinan bertaraf internasional di Bali. Hal ini mengingat Bali memiliki posisi yang sangat strategis, yang juga merupakan daerah tujuan wisata. Untuk itu, lanjutnya, ke depan Bali perlu memikirkan UKM center untuk menjadi tempat berkumpulnya para pengrajin, sehingga bisa menjadi one stop shopping bagi wisatawan. “Dengan adanya UKM Center, buyer tak perlu lagi memakai pihak ketiga, tapi langsung bertransaksi dengan pengrajin.
Selanjutnya paparan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, yang diwakili oleh Dewa Satrya, Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali & Wakil Ketua Umum Asmindo Bidang Kajian Regulasi, Sertifikasi dan Advikasi, Robert R. Wijaya dan Direktur Eksekutif Asmindo.